Sabtu, 31 Desember 2011

Tour de' Nunukan

Hamparan Hutan sebagai Lanskap Dominan Antara Kota Tarakan dan Malinau




Menara Bandara Malinau dengan Hiasa Khas Suku Dayak


Pesawat yang melayani rute penerbangan Tarakan-Malinau
Pohon Bengkeris yang terlarang ditebang
Wisma Tamu milik PT KHL

Camat dan Owner Perkebunan?
Perkebunan dan Pabrik CPO PT KHL di Kabupaten Nunukan

Rute Trans Kalimantan antara Malinau-Nunukan
Coffe Break di Gazebo dengan latar perkebunan sawit

Rehat Sejenak



Senin, 26 Desember 2011

Bontang Kuala





Latar Hutan Bakau di Bontang Koala

Rumah-Rumah Panggung di Bontang Koala


Balada Orang Utan dalam Drama Mesuji

Berita tentang pembantaian Orang Utan di Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur yang disinyalir dilakukan oleh PT Khaleda (perusahaan perkebunan sawit) untuk sesaat cukup menyita perhatian kita. Yaa hanya sesaat, karena berikutnya kita disajikan dengan "Drama Mesuji", lagi-lagi tema utamanya masih seputar Kelapa Sawit hanya saja kali ini korbannya bukan lagi Orang Utan melainkan Nyawa dan Keselamatan Manusia. Bukankah wajar jika akhirnya muncul kesangsian bahwa Program Konservasi Alam yang dilakukan oleh Perusahaan-Perusahaan Perkebunan lainnya hanyalah Program lipstik untuk mempercantik wajah. Jangankan Konservasi, jika selama 2 tahun  sebanyak 2000 lebih Orang Utan (termasuk hewan langka) dibantai karena dianggap sebagai hama. Pada akhirnya cukup menjadi jelas, bukankah jangankan Orang Utan? jika Drama Pembantaian Mesuji bisa terjadi.

Kamis, 22 Desember 2011

Ayo ke Museum

Dalam sejarah Indonesia, Kerajaan Kutai dikenal sebagai Kerajaan pertama di Indonesia dengan ditemukannya Prasasti Yupa di Muara Kaman sebagai bukti keberadaannya. Eksistensi Kerajaan Kutai berlangsung sangat lama, dari abad ke 5 M - 18 M. Di penghujung masa runtuhnya kerajaan Kutai, muncul Kerajaan Kutai Kartanegara dengan Tenggarong sebagai ibukota kerajaan.

Ayo ke Museum

Tempat yang paling direkomendasikan untuk dikunjungi dengan maksud untuk lebih mengetahui sejarah Kerajaan Kutai adalah Museum Tenggarong. Di museum ini banyak artefak-artefak tentang kehidupan masyarakat Kutai tempo dulu dan benda-benda peninggalan bersejarah lainnya.




Seperangkat Alat Tenun: Alat tenun ini digunakan oleh masyarakat suku Dayak untuk membuat kain doyo.







Jumat, 16 Desember 2011

Kulihat dari Tepi Mahakam

Nelayan di Tengah Kota
Terjebak macet di Tepian Mahakam pada saat jam pulang kerja sudah menjadi rutinitas harian, disaat seperti itu kulihat seorang nelayan sedang menebarkan jala di tengah sungai. Kutepikan sepeda motorku, sembari istirahat di bawah pohon rindang dan menikmati pemandangan sambil iseng jeprat-jepret menggunakan kamera saku. Keindahan sungai yang membelah dua Kota Samarinda ini menginspirasi dan membawa imajiku tuk menyebrangi batas waktu. Mungkin jika benar Laksamana Cheng Hoo menyusuri sungai ini, Dia melihat nelayan-nelayan seperti yang kulihat saat ini. Tak dapat kubayangkan betapa takjubnya Masyarakat Kutai saat itu melihat besarnya armada laut dari Dinasti Ming tersebut. Hanya saja Samarinda kini tentu saja sudah jauh berbeda dengan Samarinda 500an tahun yang lalu. Samarinda Seberang sebagai latar dari foto "Nelayan di Tengah Kota" saat itu mungkin hanya beberapa rumah panggung atau bahkan masih hutan belantara.

 


Selasa, 06 Desember 2011

Menyusuri Sungai Belayan

Melakukan perjalanan ke pedalaman Kalimantan Timur menggunakan kapal motor bisa menjadi alternatif liburan yang menyenangkan. Menyusuri Sungai Belayan dari Samarinda menuju Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara cukup merogoh kocek 230.000 rupiah untuk tiket kapal. Selama 2 hari 1 malam berada dalam kapal sambil menikmati pemandangan daerah pinggiran Sungai Mahakam dan Sungai Belayan yang cukup indah.

Di Depan Masjid Tabang







Jembatan Gantung di Kecamatan Tabang